‘Provinsi yang menerima sinar matahari paling sedikit pada tahun 2015 adalah Kalimantan Timur. Persentase sinar mataharinya hanya 46,97 persen’
TIDAK semua wilayah di bumi bisa selalu terpapar sinar matahari. Contohnya di daerah kutub. Tapi di wilayah ekuator seperti Indonesia, tentu menerima sinar matahari dengan sempurna.
Namun karena beriklim tropis, banyak wilayah Indonesia kerap diguyur hujan dan dibungkus awan mendung. Akibatnya, sinar matahari tidak paripurna menembus langit ke daratan bumi.
Pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia, sejumlah daerah Indonesia sepanjang 2015 hanya dipapar matahari dengan durasi waktu yang sedikit. Itu karena langit sering tertutup kabut awan.
Provinsi yang menerima sinar matahari paling sedikit pada tahun 2015 adalah Kalimantan Timur. Persentase sinar mataharinya hanya 46,97 persen. Artinya dalam satu hari sepanjang tahun, masyarakat Kalimantan Timur rata-rata hanya 5 sampai 6 jam menikmati sinar mentari.
Setelah Kaltim, ada Riau yang hanya menerima sinar 50,32 persen. Disusul Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, dan Kalimantan Tengah.
Sementara itu, provinsi yang mendapatkan paparan matahari terbanyak pada tahun 2015 adalah Jawa Tengah. Persentasenya mencapai 85,05 persen. Lalu Nusa Tenggara Barat 84,99 persen, Bali 84,44 persen, Maluku Utara 84,07 persen, dan Nusa Tenggara Timur 80,07 persen.
Daerah yang kerap disapu sinar matahari dan jarang hujan, rawan akan bencana kekeringan. Karena itu, amatan BMKG bisa menjadi rujukan pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi fenomena alam yang disebabkan persentase penyinaran matahari ini.(red)