NASIONAL

Perantau Indonesia Menurun, Banyak Pilih Kampung Halaman

‘Penurunan jumlah perantau Indonesia selama tahun 2010 hingga 2015, menandakan kini banyak masyarakat Indonesia yang sudah mulai enggan mencari nafkah di tanah orang lain. Mereka memilih kampung halaman sendiri untuk berusaha. Tidak sedikit juga bahkan yang memutuskan pulang ke daerah asalnya’

DAERAH tujuan perantau Indonesia pada periode 2010-2015 telah bergeser dari Jakarta sentris, menyebar ke Indonesia Timur, utamanya Pulau Papua. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana Indonesia Barat khususnya Jakarta menjadi sasaran perantau atau migran.

Selain pergeseran sasaran migrasi, rupanya pada periode tahun 2010-2015, jumlah perantau di Indonesia mengalami penurunan. Ini berbanding terbalik pada era 1980 hingga 2010. Saat itu gelombang penduduk Indonesia yang keluar daerah begitu pesat dan masif.

BACA JUGA: Migrasi Penduduk Masuk Papua Meledak, Perantau di Jakarta Menurun

Penurunan jumlah perantau selama tahun 2010 hingga 2015, menandakan kini banyak masyarakat Indonesia yang sudah mulai enggan mencari nafkah di tanah orang lain. Mereka memilih kampung halaman sendiri untuk berusaha. Tidak sedikit juga bahkan yang memutuskan pulang ke daerah asalnya.

Fenomena itu tergambar jelas dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengenai jumlah masyarakat provinsi yang bermigrasi dari daerah kelahirannya berpindah ke provinsi lain selama 1980 sampai 2015.

Jumlah Migrasi Tahun 1980

Pada tahun 1980, jumlah perantau paling tinggi di Indonesia berasal dari Jawa Tengah sebanyak 3.2 juta, lalu Jawa Timur 1,5 juta, dan Jawa Barat 1,4 juta. Kalimantan Tengah, Bengkulu dan Jambi tercatat paling minim angka perantau keluarnya saat itu.

Migrasi Keluar 1980-1990

Nah, dari tahun 1980 ke 1990, migrasi keluar di seluruh provinsi Indonesia terus naik. Banyak masyarakat berbondong-bondong angkat kaki dari daerahnya dan berangkat menuju provinsi lain. Penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah yang paling subur menghasilkan perantau. Kala itu, dua juta lebih penduduk Jateng dan Jatim bertambah melakukan migrasi keluar daerahnya.

Migrasi Keluar 1990-2000

Pada tahun 1990 sampai tahun 2000, tren keluar daerah berlanjut hampir di seluruh provinsi. Hanya dua provinsi yang migrasi keluarnya turun, yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara. Ini adalah masa saat penduduk Sumatera Utara begitu menonjol berdiaspora di seluruh nusantara. Ada 1,3 juta penduduk Sumut berekspansi ke provinsi lain.

Bila tahun 1980 ke 1990 hanya naik 300 ribu lebih, masuk tahun 2000 perantau dari Sumut bertambah signifikan. Ada sekitar 600 ribu perantau baru menyemut di berbagai pelosok tanah air. Ini ditambah juga 400 ribu masyarakat Sumbar dan Lampung yang baru bermigrasi.

Pada periode ini juga, masa migrasi penduduk Pulau Jawa keluar provinsi masih begitu pesat. Ada penambahan sekitar 2,5 juta perantau Jawa, termasuk Jakarta 800 ribu lebih dan Banten hampir 500 ribu. Di provinsi lain juga, jumlah perantau meningkat walau tak sesignifikan penduduk Jawa dan Sumatera.

Migrasi Keluar 2000-2010

Pada periode 2000 sampai 2010, jumlah migran yang keluar daerah bahkan lebih naik. Kali ini hanya Bangka Belitung dengan migrasi keluar yang turun. Penduduk Sumatera Utara yang menyebar di Indonesia bertambah sekitar 900 ribu. Lampung naik di kisaran 300 ribu, Sumatera Selatan 200 ribu lebih, serta Sumatera Barat dan Riau bertambah tidak kurang dari 300 ribu penduduk.

Sementara di Jakarta, jumlah perantau keluar bertambah 1,2 juta, Jawa Tengah 1,5 juta, Jawa Timur 800 ribu, dan Jawa Barat 500 ribu. Di provinsi lain juga ada Bali naik sekitar 29 ribu, NTB 50 ribu, NTT 100 ribu. Kalimantan juga tak kurang dari 200 ribu kenaikan perantau keluar daerah.

Di Pulau Celebes, jumlah perantau dari Sulsel telah menembus 1.4 juta lebih, bertambah 500 ribu pada tahun 2000 ke 2010. Di Maluku juga, banyak penduduk keluar daerah, ada sekitar 250 ribu lebih perantau. Lalu perantau Papua 100 ribu lebih.

Migrasi Keluar 2010-2015

Pada tahun 2015, jumlah total perantau tertinggi di Indonesia berasal dari Jawa Tengah 6.5 juta, disusul Jawa Timur 3.8 juta, Jakarta 2.7 juta, Jawa Barat 2.3 juta, Sumatera Utara 2.2 juta, Sulawesi Selatan 1.4 juta, dan Sumatera Barat 1.1 juta.

Yang mencengangkan, bila pada periode 1980 hingga 2010 angka migrasi keluar hampir di seluruh provinsi selalu naik, kini pada 2010-2015, terjadi anomali. Jumlah migrasi keluar di banyak provinsi justru turun. Ini kuat mengindikasikan bahwa keinginan merantau di banyak provinsi menurun.

Perbandingannya pada periode 2000-2010, hanya satu provinsi yang jumlah perantaunya menurun yaitu Bangka Belitung. Namun pada masa 2010-2015, penurunan angka migrasi keluar terjadi di 19 provinsi. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, jumlah perantau di Jawa Tengah mengalami penurunan.

Hal sama juga terjadi daerah yang dikenal rajin dan banyak berdiaspora. Yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Semua perantau di daerah itu menyusut.

Suku Terbanyak Perantau

Dari angka migrasi keluar menurut provinsi tersebut, dapat dibaca suku mana yang paling ekspansif di Indonesia. Data BPS di atas menunjukkan, Pulau Jawa adalah penduduk asal perantau paling banyak. Tentu saja dapat dipastikan, perantau dari sana adalah hampir seluruhnya adalah Jawa. Kemudian Sumatera Utara suku Batak, Sumatera Barat suku Minangkabau, dan Sulawesi Selatan suku Bugis. Suku-suku yang memang dikenal sebagai suku perantau.(red)

Share

Tinggalkan balasan

Emailmu tidak akan dipublikasi Required fields are marked*

This website uses cookies.