Di balik lebatnya hutan tropis, di antara bisikan angin dan kicauan burung, Desa Kembes Dua menyimpan sebuah keajaiban yang seolah disembunyikan oleh alam: Air Terjun Rok-Rok.
Terletak hanya 13 kilometer dari jantung Kota Manado, Desa Kembes Dua, Kabupaten Minahasa, bagaikan oase kecil yang masih perawan dari sentuhan zaman. Di sana, di pelukan pepohonan hijau yang membelai langit, Rok-Rok meneteskan airnya dari tebing setinggi 75 meter—mengalir murni, membelah keheningan dengan gemuruh lembut yang menenangkan jiwa.
Air yang jernih seolah lahir dari batu-batu purba, mengalir di antara bebatuan hitam yang licin, memantulkan cahaya mentari menjadi kilauan kristal. Suara air yang jatuh berpadu dengan semilir angin dan gemerisik daun, menciptakan simfoni alam yang hanya bisa didengar oleh mereka yang mau berjalan lebih jauh, meninggalkan hiruk-pikuk dunia modern.
Tidak hanya Rok-Rok yang menjadi mahkota keindahan. Di jantung Desa Kembes Dua, tersembunyi pula tiga lokasi air terjun lainnya, salah satunya bahkan menghadirkan mata air panas alami—sebuah anugerah langka yang memanggil mereka yang haus akan petualangan sejati.
Akses menuju keajaiban ini memang belum ramah bagi kendaraan bermotor. Namun, bukankah keindahan sejati memang harus diperjuangkan? Pengunjung harus menapaki jalur alami, menembus jalan setapak yang diapit perkebunan kelapa, pala, dan cengkih—warisan tangan-tangan petani yang menjaga harmoni antara manusia dan bumi.
Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan raga, tetapi juga perjalanan hati. Setiap langkah membawa kita lebih dekat pada keheningan, pada kebijaksanaan alam, pada kesadaran bahwa ada dunia yang tetap bersih, tetap murni, di tengah deru zaman.
Kini, Surga Tersembunyi di Kembes Dua menunggu untuk ditemukan. Ia bukan hanya tempat untuk berfoto, tetapi tempat untuk kembali: kembali kepada alam, kepada ketenangan, kepada rasa syukur yang mendalam.
Jika kelak dikelola dengan bijaksana, Rok-Rok dan saudara-saudaranya dapat menjadi denyut baru yang menggerakkan roda perekonomian desa—tanpa kehilangan jiwanya, tanpa mengorbankan keaslian yang menjadi napasnya.
Di sana, di kaki tebing Rok-Rok, mungkin kita akan mengerti bahwa kadang-kadang, keajaiban tidak perlu diciptakan—cukup ditemukan, dihormati, dan dicintai.
Semoga potensi Wisata di kembes 2 ini dapat lebih dikenal masyarakat Sulut.
Trima Kasih Mahasiswa KKT 142 UNSRAT
Sukses dlm study & GBU
udah pernah pergi tempatnya cantik sekali
Recommend skli for yg suka alam.
kerenn
Menyalaaa